Minggu, 13 Mei 2012

NITROGEN, FOSFOR, DAN NUTRIEN LAIN DI PERAIRAN

PENDAHULUAN


 

Perairan Indonesia yang dipengaruhi oleh sistem pola angin muson memiliki pola sirkulasi massa air yang berbeda dan bervariasi antara musim, disamping itupula juga dipengaruhi oleh massa air Lautan Pasifik yang melintasi perairan Indonesia menuju Lautan Hindia melalui sistem arus lintas Indonesia. Sirkulasi massa air perairan Indonesia berbeda antara musim barat dan musim timur. Dimana pada musim barat, massa air umumnya mengalir ke arah timur perairan Indonesia, dan sebaliknya ketika musim timur berkembang dengan sempurna suplai massa air yang berasal dari daerah upwelling di Laut Arafura dan Laut Banda akan mengalir menunju perairan lndonesia bagian barat Perbedaan suplai massa air tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap kondisi perairan yang akhirnya mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas perairan. mengatakan perubahan kondisi suatu massa air dapat diketahui dengan melihat sifat-sifat massa air yang meliputi suhu, salinitas, oksigen terlarut, dan kandungan nutrien. (muammar faperik, 2010)

Nitrogen berasal dari bahasa (Latin: nitrum, Yunani: Nitron, soda alami, membentuk) Nitrogen ditemukan oleh kimiawan dan fisikawan Daniel Rutherford di tahun 1772. Dia memisahkan oksigen dan karbon dioksida dari udara dan menunjukkan gas yang tersisa tidak menunjang pembakaran atau mahluk hidup. Pada saat yang bersamaan ada beberapa ilmuwan lainnya yang mengadakan riset tentang nitrogen. Mereka adalah Scheele, Cavendish, Priestley, dan yang lainnya. Mereka menamakan gas ini udara tanpa oksigen.

Fosfat diperairan laut pada wilayah pesisir dan paparan benua adalah sungai. Karena sungai membawa hanyutan sampah maupun sumber fosfat daratan lainnya, sehingga sumber fosfat dimuara sungai lebih besar dari sekitarnya. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-, HPO42-, PO43-. Fosfat diabsorpsi oleh fitoplankton dan seterusnya masuk kedalam rantai makanan. Senyawa fosfat dalam perairan berasal daari sumber alami seperti erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan tumbuhan, dan dari laut sendiri. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming) fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk pertumbuhan plankton adalah 0,27 – 5,51 mg/liter .

Kecocokan lingkungan bumi atau air untuk mendukung kehidupan tergantung pada ketersediaan nutrien dalam bentuk dan jumlah yang tepat. Proses-proses yang mengatur ketersediaan ini (atau kekurangannya) secara kolektif dikenal sebagai siklus nutrien,karena cara di mana sediaan dasar materi fisik berubah secara siklis melalui bagian-bagian yang hidup dan yang tidak hidup dari dunia fisik. Siklus ini mendukung kehidupan tidak hanya dengan membuat nutrien-nutrien terus-menerus tersedia dengan katalain, dengan menjaga fertilitaslingkungan melainkan dengan membatasi akumulasi material dalam jumlah, bentuk, dan tempat di mana hal itu akan menghancurkan organisme. pentinglah untuk mengenali dalam hal ini bahwa unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang sama dalam konsentrasi tertentu sering bersifat toksit (beracun)bagi beberapa organisme, atau bahkan untuk organisme yang sama dalam konsentrasi yang lebih tinggi. Misalnya, molekul oksigen (O2) bersifat toksit bagi organisme anaerobik dan, pada konsentrasi yang cukup tinggi, bahkan bagi mamalia.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

NITROGEN, FOSFOR, DAN NUTRIEN LAIN DI PERAIRAN

  1. BIBLIOGRAFI

    Annisa Aulia, 2010.Siklus Nitrogen. (Online)

    http://dc185.4shared.com/doc/7yY4aLwj/preview.html. Diakses tanggal 15 April 2012, Pukul 08:30 WIB.

    Elmiyatida dan kawan-kawan 2010. Nitrogen-fosfat-dan nutrien lain. (Online)

    http://www.scribd.com/doc/31924372/nitrogen-fosfor-dan-nutrien-di-perairan-darat) Diakses tanggal 14 April 2012. Pukul 15:00 WIB

    Moh nurrofik, 2012. Darul Nitrogen,(Online)

    http://sains.geoklik.com/pengertian-dan-macam-macam-daur-biogeokimia/) Diakses tanggal 14 April 2012, pukul 20:30 WIB.

    Tyaz arumz, Siklus Nitrogen Dan Fosfot, (Oline) http://ww.scribd.com/doc/87900194/Siklus-Nitrogen-Dan-fosfor. diakses taggal 15 April 2012, Pukul 08:30 WIB.


     

  2. TUJUAN PENULIS

    Tujuan penulis menyampaikan informasi

    1. Nitrogen ditemukan pada mahluk hidup sebagai bagian senyawa-senyawa biologis.
    2. Nitrogen memegang peranan kritis dalam siklus organic dalam menghasilkan asam-asamamino yang membuat protein.
  3. Fosfat diperairan laut pada wilayah pesisir dan paparan benua adalah sungai.
    1. Konsentrasi fosfat di atas 0,3 µm akan menyebabkan kecepatan pertumbuhan pada banyak spesies fitoplankton.
    2. Nutrien biasanya dikategorikan menjadi nutrien yang menyediakan energidan yang digunakan sebagai komponen untuk tubuh atau struktur sel.
    3. Amonia (NH3) merupakan sumber nutrient nitrogen yang penting bagi banyak tanaman tetapi bersifat toksit bagi orang.
  4. FAKTA UNIK DAN MENARIK
    1. Sumber nitrogen organik di perairan berasal dari proses pembusukan makhluk hidupyang telah mati, karena protein dan polipeptida terdapat pada semua organisme hidup.
    2. Nutrien berlebih dalam badan-badan air terutama nitrogen dan sulfur, dapatmenyebabkan Eurofikasi danau dan reservoir air karena memicu pertumbuhan tanaman yang berlebih, seperti perkembangan alga.
    3. Di perairan, unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen,melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut(ortofosfat danpolifosfat)dan senyawa organik yang berupa partikulat.


     

  5. PERTANYAAN
    1. Bagaimana proses terjadinya Amonifikasi?
    2. Senyawa apa saja yang terdapat di dalam Nitrogen?
  6. Bagaimana proses terbentuknya endapan pada fosfat?
    1. Apa menyebabkan dampak dari dekomposisi limbah organik?
    2. Bagaimana akibat yang Ditimbulkan Oleh Proses Eutrofikasi?


       


       

  7. KONSEP
    1. PSA (Pressure Swing Adsorbtion)
    2. Siklus nitrogen
    3. Blooming
    4. Upwelling
    5. Ortofosfat (H3PO4)
    6. Siklus hidrologis
    7. Gerakan geologis


     

  8. REFLEKSI KELOMPOK

    Setelah kami membaca dan membuat analisi kritis tentang " Nitrogen, Fosfor, dan Nutrien Lain di Perairan" Nitrogen merupakan salah satu unsur penting bagi pertumbuhan organisme dan proses pembentukan protoplasma, serta merupakan salah satu unsur utama pembentukan protein. Di perairan nitrogen biasanya ditemukan dalam bentuk ammonia, ammonium, nitrit dan nitrat. Kalau kandungan nitrogen dan fosfor yang berlebihan pada benda-benda air dapat mengakibatkan eutrofikasi. Nitrogen bembentukan asam amino yang menjadi cikal bakal terbentuknya protein. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming) fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Proses-proses yang mengatur ketersediaan ini (atau kekurangannya) secara kolektif dikenal sebagai siklus nutrien,karena cara di mana sediaan dasar materi fisik berubah secara siklis melalui bagian-bagian yang hidup dan yang tidak hidup dari dunia fisik. Siklus ini mendukung kehidupan tidak hanya dengan membuat nutrien-nutrien terus-menerus tersedia dengan katalain, dengan menjaga fertilitaslingkungan melainkan dengan membatasi akumulasi material dalam jumlah, bentuk, dan tempat di mana hal itu akan menghancurkan organisme.

    Pengaruh pertama proses dekomposisi limbah organik di badan air aerobik adalah terjadinya penurunan oksigen terlarut dalam badan air. Fenomena ini akan mengganggu pernafasan fauna air seperti ikan dan udang-udangan, dengan tingkat gangguan tergantung padatingkat penurunan konsentrasi oksigen terlarut dan jenis serta fase fauna. eutrofikasi juga merangsang pertumbuhan tanaman air lainnya, baik yang hidup di tepian (eceng gondok) maupun dalam badan air (hydrilla). Oleh karena itulah maka di rawa-rawa dan danau-danau yang telah mengalami eutrofikasi tepiannya ditumbuhi dengan subur oleh tanaman air seperti eceng gondok (Eichhornia crassipes), Hydrilla dan rumput air lainnya. Demikianlah informasi yang kami dapatkan, semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfat bagi kita semua.


     


     


     


     


     


     


     


     


     

    PEMBAHASAN

  9. Nitrogen

    Nitrogen adalah gas yang serba guna. Unsur kimia ini bersifat tidak berwarna , tidak berbau, tidak berasa,tidak beracun, tidak terbakar,dan tidak membantu pembakaran, bersifat inert dan sedikit larut dalam air. Kandungan nitrogen di udara 78,1 %. Nitrogen sebagian besar diproduksi dengan cara destilasi udara atmosfir pada suhu rendah (kriogenik), atau melalui membran khusus, atau dengan sistem PSA (Pressure Swing Adsorbtion), atau VPSA (Vaccum Pressure Swing Adsorbition).

    Nitrogen organik merupakan bentuk nitrogen yang terikat senyawa organic, terutama nitrogen bervalensi tiga yang biasanya berupa pertkulat yang tidak  larut dalam air. Nitrogen organik biasadisebut amino atau albuminoid nitrogen. Senyawa ini mencakup protein, polipeptida, asam amino, urea (H2NCONH2), dan senyawa lainnya. Kadar nitrogenorganik pada perairan alami dan air tanah biasanya rendah, yakni sekitar 0,01 mg/liter.

    Gas nitrogen (N2) terkandung sebanyak 78,1% di udara. Sebagai perbandingan, atmosfir hanya mengandung 2,6% nitrogen. Dari atmosfir bumi, gas nitrogen dapat dihasilkan melalui proses pencairan (liquefaction) dan distilasi fraksi. Nitrogen ditemukan pada mahluk hidup sebagai bagian senyawa-senyawa biologis.

  10. Siklus Nitrogen

    Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Beberapa proses penting pada siklus nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.

    Walaupun terdapat sangat banyak molekul nitrogen di dalam atmosfir, nitrogen dalam bentuk gas tidaklah reaktif.. Hanya beberapa organisme yang mampu untuk mengkonversinya menjadi senyawa organik dengan proses yang disebut fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen yang lain terjadi karena proses geofisika, seperti terjadinya kilat. Kilat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan, tanpanya tidak akan ada bentuk kehidupan di bumi. Walaupun demikian, sedikit sekali makhluk hidup yang dapat menyerap senyawa nitrogen yang terbentuk dari alam tersebut. Hampir seluruh makhluk hidup mendapatkan senyawa nitrogen dari makhluk hidup yang lain. Oleh sebab itu, reaksi fiksasi nitrogen sering disebut proses topping-up atau fungsi penambahan pada tersedianya cadangan senyawa nitrogen.


    Gambar 1. Siklus Nitrogen

    (Sumber: Blogspot,2012)

    1. Tahap pertama

      Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi

    2. Tahap kedua

      Nitrat yang diperoleh dari hasil fiksasi biologis akan digunakan oleh produsen atau tumbuhan yang nandi diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika hewan atau tumbuhan mati, maka makhluk pengurai akan merombaknya menjadi (NH3) atau yang dikenal dengan gas amoneak dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini dinamakan dengan proses amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas dapat mengubah senyawa ammonium dan amoneak menjadi Nitrat oleh Nitrobacter. Jika oksigen dalam tanah terbasa, maka nitrat akan dengan cepat ditransformasikan menjadi oksida nitrogen atau gas nitrogen oleh proses yang dinamakan denitrifikasi.


      Gambar 2. Daur Nitrogen di Alam

      (Sumber: sains.geoklik.com)

    Tumbuhan seperti ganggang atau alga memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH4), ion nitrit (N02-), dan ion nitrat (N03-).Selain itu, terdapat bakteri yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp yang bersifat aerob dan Clostridiumsp yang bersifat anaerob, dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.Nitrogen yang diikat dalam bentuk ammonia (NH4). Amonia juga diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan di nitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu  Nitrosomonas dan Nitrosococcusdan dirombak  kembali oleh Nitrobacter sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, (Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans) nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan keudara.

  11. Siklus Nitrogen di laut

    Nitrogen dalam air terjadi dalam berbagai bentuk senyawa. Nitrogen yang terbanyak dalam bentuk N-molekuler (N2) yang berlipat ganda jumlahnya dari pada nitrit (NO2) atau nitrat (NO3), tetapi tidak dalam bentuk yang berguna bagi jasad hidup.

    Nitrogen memegang peranan kritis dalam siklus organic dalam menghasilkan asam-asamamino yang membuat protein. Dalam siklus nitrogen, tumbuh-tumbuhan menyerap N-anorganik dalam salah satu gabungan atau sebagai nitrogen molekuler. Tumbuh-tumbuhan ini membuatprotein yang kemudian dimakan hewan dan diubah menjadi protein hewan.Jaringan organik yang mati diurai oleh berbagai jenis bakteri, termasuk di dalamnya bakteri pengikat nitrogenyang mengikat nitrogen molekuler menjadi bentuk-bentuk gabungan (NO2, NO3, NH4) danbakteri denitrifikasi yang melakukan hal sebaliknya.Nitrogen lepas ke udara dan diserap dariudara selama siklus berlangsung. Jumlah nitrogen yang tergabung dalam mineral dan mengendapdi dasar laut tidak seberapa besar Pola sebaran nitrogen diSamudera Atlantik, Pasifik dan Samudera India tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. (Tyaz arumz, 2012)

    Sebaran menegak dari bentuk-bentuk gabungan nitrogen berbeda di laut. Nitrat terbanyak terdapat di lapisan permukaan, ammonium tersebar secara seragam, dan nitrit terpusat dekattermoklin. Interaksi-interkasi antara berbagai tingkat nitrogen organik dan bakteri sedemikianrupa sehingga pada saat nitrogen diubah menjadi berbagai senyawa anorganik, zat-zat ini sudahtenggelam di bawah termoklin. Hal ini menimbulkan masalah bagi penyediaan nitrogen karenatermoklin merupakan penghalang bagi migrasi menegak unsur-unsur ini dan kenyataannyapersediaan nitrogen akan menjadi faktor pembatas bagi produktivitas di laut.


     


    Gambar 3. Siklus Nitrogen di Laut


     

    Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentukbahan anorganik lainnya.

  12. Senyawa-senyawa Nitrogen dalam Perairan

    Nitrogen merupakan salah satu unsur penting bagi pertumbuhan organisme dan proses pembentukan protoplasma, serta merupakan salah satu unsur utama pembentukan protein. Di perairan nitrogen biasanya ditemukan dalam bentuk ammonia, ammonium, nitrit dan nitrat serta beberapa senyawa nitrogen organik lainnya.

    Pada umumnya nitrogen diabsorbsi oleh fitoplankton dalam bentuk nitrat (NO3 – N) dan ammonia (NH3 – N). Fitoplankton lebih banyak menyerap NH3 – N dibandingkan dengan NO3 – N karena lebih banyak dijumpai diperairan baik dalam kondisi aerobik maupun anaerobik.Senyawa-senyawa nitrogen ini sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen dalam air, pada saat kandungan oksigen rendah nitrogen berubah menjadi amoniak (NH3) dan saat kandungan oksigen tinggi nitrogen berubah menjadi nitrat (NO3 ).

  13. Peranan Nitrogen di air laut

    Nitrogen merupakan unsur pembatas pertumbuhan dan memainkan peran penting dalam mengkontrol produktivitas biologis. Beberapa bahagian dari siklus biogeokimiawi nitrogen di laut turut berperan dalam rangkaian 'feedback' yang mengatur iklim, pembentukan sedimen biogenik, dan kadar beberapa bahan kimia dalam air laut.

    Nitrogen dalam air laut umumnya terlarut dalam bentuk nitrat (NO3), nitrit (NO2) dan Amonia (NH4). Bentuk-bentuk senyawa dari nitrogen tersebut diabsorbsi oleh organisme laut untuk memenuhi kebutuhan akan nitrogen sebagai salah satu komponen utama pembentukan asam amino yang menjadi cikal bakal terbentuknya protein.

    Amonia (NH4)

    Amonia (NH4) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Sumber ammonia di perairan adalah pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan organic oleh mikroba dan jamur (amonifikasi). Sumber amonia adalah reduksi gasnitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, limbah industri dan domestik.Amonia yang terdapat dalam mineral masuk ke badan air melalui erosi tanah. Selainterdapat dalam bentuk gas, amonia membentuk senyawa kompleks dengan beberapa ion.

    Amonia juga dapat terserap kedalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar perairan. Amonia di perairan dapat menghilang melalui proses volatilisasi karena tekanan parsial amonia dalam larutan meningkat dengan semakin meningkatnya pH. Ikan tidak bisa bertoleransi terhadap kadar amonia bebas yang terlalu tinggi karena dapatmengganggu proses pengikatan oksigen oleh darah dan pada akhirnya dapat meningkatkan sifokasi. Pada budidaya intensif, yang padat penebaran tinggi dan pemberian pakan sangat intensif, penimbunan limbah kotoran terjadi sangat cepat.

  14. Nitrit (NO2-)

    Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/liter. Di perairan, nitrit ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, lebih sedikit dari pada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi) yang terbentuk dalam kondisi anaerob.

  15. Nitrat (NO3)

    Nitrat adalah sumber utama nitrogen di perairan, namun amonium lebih disukai oleh tumbuhan. Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi dari pada kadar amonium. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrogen yang lebih dari 0,2 mg/liter menggambarkan terjadinya eutrofikasi perairan. Nitrat adalah bentuk nitrogen sebagai nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna di perairan.


     

  16. Fosfor merupakan bagian protoplasma yang penting, cenderung "beredar", senyawa-senyawa organik terurai dan akibatnya menghasilkan fosfat yang kembali tersedia bagi tumbuh-tumbuhan. Reservoir yang tersbesar dari fosfor adalah bukan udara, melainkan batu-batuan atau endapan-endapan lain yang telah terbentuk pada abad-abad geologis yang telah lalu. Dan semua itu berangsur-angsur  terkikis, melepaskan fosfat kedalam ekosistem-ekosistem, tetapi banyak juga yang lepas kedalam laut, dimana sebagian dari padanya di endapkan dalam sedimen-sedimen dangkal, dan sebagian lagi hilang ke sedimen-sedimen yang lebih dalam. Cara-cara pengendalian fosfor kedaurnya sekarang atau yang ada kurang mencukupi untuk mengganti yang hilang.

    Proses terbentuknya endapan fosfat ada tiga:

    1. Fosfat primer terbentuk dari pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin, syenit dan takhit, mengandung mineral fosfat apatit, terutama fluor apatit {Ca5 (PO4)3 F}dalam keadaan murni mengandung 42 % P2 O5 dan 3,8 % F2.
    2. Fosfat sedimenter (marin), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan suasana tenang, mineral fosfat yang terbentuk terutama frankolit.
    3. Fosfat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air hujan dan air tanah. Berdasarkan tempatnya endapan fosfat guano terdiri dari endapan permukaan, bawah permukaan dan gua.

    Menurut (seandy, 2010). Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme  untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor di dalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Dalam bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme.

    Fosfat diperairan laut pada wilayah pesisir dan paparan benua adalah sungai. Karena sungai membawa hanyutan sampah maupun sumber fosfat daratan lainnya, sehingga sumber fosfat dimuara sungai lebih besar dari sekitarnya. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-, HPO42-, PO43-.

    Fosfat diabsorpsi oleh fitoplankton dan seterusnya masuk kedalam rantai makanan. Senyawa fosfat dalam perairan berasal daari sumber alami seperti erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan tumbuhan, dan dari laut sendiri. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming) fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk pertumbuhan plankton adalah 0,27 – 5,51 mg/liter.

    1. Siklus Fosfor

      Senyawa fosfor di alam terbagi dalam dua yaitu, senyawa fosfat organik (pada hewan dan tumbuhan) dan senyawa fosfat anorgani (pada air dan tanah). fosfat organik yang terdapat dalam hewan dan tumbuhan yang mati akan di uraikan oleh decomposer dan menjadi fosfat anorganik. Lalu fosfat yang terlarut di air tanah atau di air laut  akan mengendap di di sedimen laut. Setelah itu fosfat yang dari batuan itu akan terkikis lalu akan terserap lagi oleh tumbuhan.

      Fosfor
      adalah salah satu jenis elemen penting dalam kehidupan, hal ini disebabkan karena semua makhluk hidup akan membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), Adenosin Tri Fosfat sendiri nantinya akan digunakan sebagai sumber energi untuk metabolisme sel. fosfor banyak terdapat di alam yang masih berbentuk-bentuk ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat pada umumnya terdapat dalam bebatuan. Akibat terjadinya peristiwa erosi dan pelapukan memungkinkan fosfat terbawa menuju sungai bahkan hingga laut yang membentuk sedimen. Terjadinya pergerakan dasar bumi memicu sedimen yang mengandung fosfat naik ke permukaan. Tumbuhan pada umumnya mengambil fosfat yang masih terlarut dalam air tanah.

    2. Daur fosfat di alam

      Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Fosfor dialam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein. Bakeri yang berperan dalam siklus fosfor : Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter aerogenes, Xanthomonas, dll. Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat melarutkan P  menjadi tersedia bagi tanaman


    Gambar 4. Daur Fosfor di Alam

    (Sumber, Seandy 2010)


     

    Daur fosfor juga melengkapi makhluk hidup jenis Herbivora, dimana mereka mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dikonsumsinya serta karnivora mendapatkan fosfat dari makhluk hidup herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan nantinya akan mengeluarkan fosfat melalui feses dan urin. Jamur dan bakteri berperan menguraikan bahan-bahan anorganik di dalam tanah dan selanjutnya akan melepaskan pospor, pospor yang dihasilkan oleh bakteri pengurai nantinya akan diambil oleh tumbuhan.

  17. Daur fosfat di laut

    Fosfat dalam air laut berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada proses fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk ATP dan Nukleotid koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung terus walaupun dalam keadaan gelap. Ortofosfat (H3PO4) adalah bentuk fosfat anorganik yang paling banyak terdapat dalam siklus fosfat. Distribusi bentuk yang beragam dari fosfat di air laut dipengaruhi oleh proses biologi dan fisik. Dipermukaan air, fosfat di angkut oleh fitoplankton sejak proses fotosintesis.

    Konsentrasi fosfat di atas 0,3 µm akan menyebabkan kecepatan pertumbuhan pada banyak spesies fitoplankton. Untuk konsentrasi dibawah 0,3 µm ada bagian sel yang cocok menghalangi dan sel fosfat kurang diproduksi. Mungkin hal ini tidak akan terjadi di laut sejak NO3 selalu habis sebelum PO4 jatuh ke tingkat yang kritis. Pada musim panas, permukaan air mendekati 50% seperti organik-P. Di laut dalam kebanyakan P berbentuk inorganik. Di musim dingin hampir semua P adalah inorganik. Variasi di perairan pantai terjadi karena proses upwelling dan kelimpahan fitoplankton. Pencampuran yang terjadi dipermukaan pada musim dingin dapat disebabkan oleh bentuk linear di air dangkal. Setelah musim dingin dan musim panas kelimpahan fosfat akan sangat berkurang.(seandy, 2010)


    Gambar 5. Daur Fosfat di Laut

    (Sumber: sain.geoklik.com)


     

    Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat. Senyawa fosfor membentuk kompleks ion besi dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak larut, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh algae akuatik.

    Fosfat dalam air laut berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada proses fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk ATP dan Nukleotid koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung terus walaupun dalam keadaan gelap. Ortofosfat (H3PO4) adalah bentuk fosfat anorganik yang paling banyak terdapat dalam siklus fosfat. Distribusi bentuk yang beragam dari fosfat di air laut dipengaruhi oleh proses biologi dan fisik. Dipermukaan air, fosfat di angkut oleh fitoplankton sejak proses fotosintesis. Konsentrasi fosfat di atas 0,3 µm akan menyebabkan kecepatan pertumbuhan pada banyak spesies fitoplankton. Untuk konsentrasi dibawah 0,3 µm ada bagian sel yang cocok menghalangi dan sel fosfat kurang diproduksi. Mungkin hal ini tidak akan terjadi di laut sejak NO3 selalu habis sebelum PO4 jatuh ke tingkat yang kritis. Pada musim panas, permukaan air mendekati 50% seperti organik-P. Di laut dalam kebanyakan P berbentuk inorganik. Di musim dingin hampir semua P adalah inorganik. Variasi di perairan pantai terjadi karena proses upwelling dan kelimpahan fitoplankton. Pencampuran yang terjadi dipermukaan pada musim dingin dapat disebabkan oleh bentuk linear di air dangkal. Setelah musim dingin dan musim panas kelimpahan fosfat akan sangat berkurang.

    Banyak sumber fosfat yang di pakai oleh hewan, tumbuhan, bakteri, ataupun makhluk hidup lain yang hidup di dalam laut. Misalnya saja fosfat yang berasal dari feses hewan (aves). Sisa tulang, batuan, yang bersifat fosfatik, fosfat bebas yang berasal dari proses pelapukan dan erosi, fosfat yang bebas di atmosfer, jaringan tumbuhan dan hewan yang sudah mati. Di dalam siklus fosfor banyak terdapat interaksi antara tumbuhan dan hewan, senyawa organik dan inorganik, dan antara kolom perairan, permukaan, dan substrat. Contohnya beberapa hewan melepaskan sejumlah fosfor padat di dalam kotoran mereka.

  18. Senyawa dan kandungan Fosfor di laut

    Fosfor di dalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Dalam bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme.


     

  19. NUTRIEN LAIN

    Nutrien atau hara adalah unsur atau senyawa kimia yang digunakan untuk metabolisme atau fisiologiorganisme. Nutrien biasanya dikategorikan menjadi nutrien yang menyediakan energi dan yang digunakan sebagai komponen untuk tubuh atau struktur sel. Suatu nutrien disebut esensial bagi organisme jika zat tersebut tidak dapat disintesis oleh organisme dan harus dipenuhi dari sumber makanan.

    Nutrien bisa dibagi ke dalam tiga kategori: 4 zat kimiawi pembentuk benda hidup (karbon, oksigen, hidropogen, nitrogen); 7 makronutrien, darinya kuantitas yang lebih kecil namun signifikan diperlukan bagi kehidupan dan 13 mikronutrien, atau trace elements, darinya kuantitas yang kecil, terdapat banyak fungsi-fungsi yang sangat penting. Kecocokan lingkungan bumi atau air untuk mendukung kehidupan tergantung pada ketersediaan nutrien dalam bentuk dan jumlah yang tepat.

    Proses-proses yang mengatur ketersediaan ini (atau kekurangannya) secara kolektif dikenal sebagai siklus nutrien,karena cara di mana sediaan dasar materi fisik berubah secara siklis melalui bagian-bagian yang hidup dan yang tidak hidup dari dunia fisik. Siklus ini mendukung kehidupan tidak hanya dengan membuat nutrien-nutrien terus-menerus tersedia dengan katalain, dengan menjaga fertilitaslingkungan melainkan dengan membatasi akumulasi material dalam jumlah, bentuk, dan tempat di mana hal itu akan menghancurkan organisme. pentinglah untuk mengenali dalam hal ini bahwa unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang sama dalam konsentrasi tertentu sering bersifat toksit (beracun)bagi beberapa organisme, atau bahkan untuk organisme yang sama dalam konsentrasi yang lebih tinggi. Misalnya, molekul oksigen (O2) bersifat toksit bagi organisme anaerobik dan, pada konsentrasi yang cukup tinggi, bahkan bagi mamalia.

    Amonia (NH3) merupakan sumber nutrient nitrogen yang penting bagi banyak tanaman tetapi bersifat toksit bagi orang. Hidrogen sulfida (H2S) merupkan nutrien bagi tipe-tipe bakteri tertentu tetapi sangat toksit bagi mamalia.


     


    Gambar 6. Nutrien
    (Sumber: Wekipedia)


     

  20. Siklus Nutrien Utama

    Siklus-siklus dari banyak nutrien sangat erat terkait secara kimiawi dan biologis. Hal ini terutama terjadi padasiklus nutrian, dinamika nutrien dan sulfur.

    1. Siklus Nutrien

      Arus energi utama yang membantu membentuk kondisi pada permukaan Bumi berasal dari ruang angkasa' dan ketika pekerjaan energi di bumi tersebut sudah selesai, ia kembali keruang angkasa. Oleh sebab itu, berkaitan dengan energi, Bumi merupakan sebuah sistem yang terbuka. Tetapi, berkaitan dengan sumbangan kimia, Bumi merupakan sebuah sistem tertutup. Yakni, jumlah karbon, hidrogen, oksigen, besi, emas,dan unsur-unsur lainnya di dalam sistem planet-atmosfir tidak berubah dalam perjalanan waktu, tanah kimiawi dan distribusi fisik dari unsur-unsur ini bisa dan memang berubah-ubah, tetapi pada dasarnya tidak ada yang memasuki dan tidak ada yang meninggalkan sistem tersebut. Unsur-unsur di dalam sistem tertutup ini yang penting untuk kehidupan disebut Nutrient.

    2. Dinamika siklus nutrien

      Langkah-langkah yang membentuk semua siklus nutrienmelibatkan dua proses dasar: perpindahan fisik dan transformasi kimiawi.

      Agen-agen utama dari perpindahan fisik:

      1. Siklus hidrologis, termasuk penguapan dan hujan serta aliran sungai, air bawah tanah, dan es,
      2. Angina,
      3. Arus lautan,dan
      4. Gerakan geologis, khususnya gerakan ke atas dan ke bawah pada perbatasan lempeng-lempeng tektonik dan peninggian geologis pada benua-benua.

      Agen perpindahan fisik kelima yang penting dalam beberapa keadaan adalah gerakan organisme. Misalnya, burung-burung pemakan ikan yang menimbun kotorannya di daratan memberikan jalan penting dengannya nitrogen dan fosfor ditransfer dari laut ke daratan. Ikan-ikan seperti salmon, yang sebagian besar mencair makan di laut tetapi bermigrasi naik kesungai air tawar untuk bertelur dan mati, melakukan fungsi yang sama, sebagaimana ikan yang ditangkap di lautan dikonsumsi oleh manusia yang tinggal di daratan.

  21. Dekomposisi Zat Organik

    Zat organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang atau tumbuh tumbuhan dengan komponen utamanya adalah karbon, protein, dan lemak lipid. Zat organik ini mudah sekali mengalami pembusukan oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut.

    Limbah organik adalah sisa atau buangan dari berbagai aktifitas manusia seperti rumah tangga, industri, pemukiman, peternakan, pertanian dan perikanan yang berupa bahan organik; yang biasanya tersusun oleh karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur dan mineral lainnya (Polprasert, 1989). Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan yang terendap, koloid, tersuspensi dan terlarut. Pada umumnya, yang dalam bentuk padatan akan langsung mengendap menuju dasar perairan; sedangkan bentuk lainnya berada di badan air, baik di bagian yang aerob maupun anaerob. Dimanapun limbah organik berada, jika tidak dimanfaatkan oleh fauna perairan lain, seperti ikan, kepiting, bentos dan lainnya; maka akan segera dimanfaatkan oleh mikroba; baik mikroba aerobik (mikroba yang hidupnya memerlukan oksigen), mikroba anaerobik (mikroba yang hudupnya tidak memerlukan oksigen) dan mikroba .fakultatif (mikroba yang dapat hidup pada perairan aerobik dan anaerobik). Limbah organik yang ada di badan air aerob akan dimanfaatkan dan diurai (dekomposisi) oleh mikroba aerobik.

    1. Dekomposisi di Badan Air Anaerob

      Limbah organik yang masuk ke badan air yang anaerob akan dimanfaatkan dan diurai (dekomposisi) oleh mikroba anaerobik atau fakultatif (BAN); dengan proses seperti pada reaksi (3) dan (4):

      COHNS + BAN è CO2 + H2S + NH3 + CH4 + produk lain + enerji ……….(3) COHNS + BAN + enerji è C5H7O2 N (sel MO baru)….…..(4)

      Kedua proses tersebut diatas mengungkapkan bahwa aktifitas mikroba yang hidup di bagian badan air yang anaerob selain menghasilkan sel-sel mikroba baru juga menghasilkan senyawa-senyawa CO2, NH3, H2S, dan CH4 serta senyawa lainnya seperti amin, PH3 dan komponen fosfor. Asam sulfide (H2S), amin dan komponen fosfor adalah senyawa yang mengeluarkan bau menyengat yang tidak sedap, misalnya H2S berbau busuk dan amin berbau anyir. Selain itu telah disinyalir bahwa NH3 dan H2S hasil dekomposisi anaerob pada tingkat konsentrasi tertentu adalah beracun dan dapat membahayakan organisme lain, termasuk ikan.

      Selain menghasilkan senyawa yang tidak bersahabat bagi lingkungan seperti tersebut diatas, hasil dekomposisi di semua bagian badan air menghasilkan CO2 dan NH3 yang siap dipakai oleh organisme perairan berklorofil (fitoplankton) untuk aktifitas fotosintesa; yang dapat digambarkan sebagai reaksi (5).

      MATAHARI
      NH3 +7.62 CO2 + 2.53 H2O è C7.62 H8.06 O 2.53 N + 7.62 O2 …..(5)

    2. Dampak Dekomposisi Limbah Organik

      Uraian diatas mengungkapkan bahwa proses dekomposisi limbah organik di badan air bagian manapun cenderung selalu merugikan karena sebagian besar produknya (NH3 H2S dan CH4) dapat langsung mengganggu kehidupan fauna, sedang produk yang lain (nutrien) meskipun sampai pada konsentrasi tertentu menguntungkan namun jika limbah/nutrien terus bertambah (eutrofikasi) akan menjadi pencemar yang menurunkan kualitas perairan dan akhirnya mengganggu kehidupan fauna.


       


       

    3. Dampak Langsung

      Pengaruh pertama proses dekomposisi limbah organik di badan air aerobik adalah terjadinya penurunan oksigen terlarut dalam badan air. Fenomena ini akan mengganggu pernafasan fauna air seperti ikan dan udang-udangan, dengan tingkat gangguan tergantung pada tingkat penurunan konsentrasi oksigen terlarut dan jenis serta fase fauna.

      Secara umum diketahui bahwa kebutuhan oksigen jenis udang-udangan lebih tinggi dari pada ikan dan kebutuhan oksigen fase larva atau juvenil suatu jenis fauna lebih tinggi dari fase dewasanya. Dengan demikian maka dalam kondisi konsentrasi oksigen terlarut menurun akibat dekomposisi, larva udang-udangan akan lebih menderita ataupun mati lebih awal dari larva fauna lainnya.

      Kesulitan fauna karena penurunan oksigen terlarut sebenarnya baru dampak permulaaan, sebab jika jumlah pencemar organik dalam badan air bertambah terus maka proses dekomposisi organik memerlukan oksigen lebih besar dan akibatnya badan air akan mengalami deplesi oksigen bahkan bisa habis sehingga badan air menjadi anaerob. Jika fenomena ini terjadi pada seluruh bagian badan air maka fauna air akan mati masal karena tidak bisa menghindar, namun jika hanya terjadi di bagian bawah badan air maka fauna air, termasuk ikan masih bisa menghindar ke permukaan hingga terhindar dari kematian.

      Secara alamiah kejadian anaerob di semua lapisan badan air memang sangat sulit terjadi karena bagian atas air selalu berhubungan dengan udara bebas yang selalu mensupplainya, namun demikian kalau sebagian badan air anaerob sangatlan sering, misal di teluk-teluk waduk dan pantai yang relatip menggenang sering muncul gelembung-gelembung gas yang mengisaratkan bahwa bagian air yang anaerob dekat dengan permukaan air.

      Telah diuraikan bahwa pada badan air yang anaerob dekomposisi bahan organik menghasilkan gas-gas, seperti H2S, metan dan amoniak yang bersifat racun bagi fauna seperti ikan dan udang-udangan. Seperti penurunan oksigen terlarut; senyawa-senyawa beracun inipun dalam konsentrasi tertentu akan dapat membunuh fauna air yang ada.

      Selain menyebabkan penurunan konsentrasi oksigen terlarut dan menghasilkan senyawa beracun yang selalu merugikan dan dapat menyebabkan kematian fauna; dekomposisi juga dapat menghasilkan kondisi perairan yang cocok bagi kehidupan mikroba fatogen yang terdiri dari mikroba, virus dan protozoa, yang setelah berkembang-biak, setiap saat dapat menyerang dan menjadi penyakit yang mematikan ikan, udang dan fauna lainnya.

    4. Dampak Tidak Langsung (Eutrofikasi)

      Selain menurunkan konsentrasi oksigen terlarut, menghasilkan senyawa beracun dan menjadi tempat hidup mikroba fatogen yang menyengsarakan fauna air; dekomposisi juga menghasilkan senyawa nutrien (nitrogen dan fosfor) yang menyuburkan perairan.

      Nutrien merupakan unsur kimia yang diperlukan alga (fitoplankton) untuk hidup dan pertumbuhanny. Sampai pada tingkat konsentrasi tertentu, peningkatan konsentrasi nutrien dalam badan air akan meningkatkan produktivitas perairan, karena nutrien yang larut dalam badan air langsung dimanfaatkan oleh fitoplankton untuk pertumbuhannya sehingga populasi dan kelimpahannya meningkat. Peningkatan kelimpahan fitoplankton akan diikuti dengan peningkatan kelimpahan zooplankton, yang makanan utamanya adalah fitoplankton. Akhirnya karena fitoplankton dan zooplankton adalah makanan utama ikan; maka kenaikan kelimpahan keduanya akan menaikan kelimpahan (produksi) ikan dalam badan air tersebut.

      Sangat disayangkan bahwa jika peningkatan nutrien terus berlanjut maka dampak positif seperti itu hanya bersifat sementara bahkan akan terjadi proses yang berdampak negatif bagi kualitas badan air. Peningkatan konsentrasi nutrien yang berkelanjutan dalam badan air, apalagi dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan badan air menjadi sangat subur atau eutrofik. Proses peningkatan kesuburan air yang berlebihan yang disebabkan oleh masuknya nutrien dalam badan air, terutama fosfat inilah yang disebut eutrofikasi.

      Sesungguhnya eutrofikasi adalah sebuah proses alamiah yang terjadi dengan pelahan-lahan dan memakan waktu berabad-abad bahkan ribuan tahun; di mana badan air yang relatif tergenang seperti danau dan pantai tertutup mengalami perubahan produktifitas secara bertahap. Namun demikian, sejalan dengan peningkatan populasi manusia yang diikuti dengan peningkatan jumlah limbah yang dihasilkannya, maka tanpa disadari fenomena ini telah dipercepat menjadi dalam hitungan beberapa dekade seperti yang umum terjadi pada berbagai danau dan pantai (Goldman dan Horne,1983); bahkan beberapa tahun saja seperti eutrofikasi yang terjadi pada perairan waduk kaskade Citarum (Garno, 2001a) dan beberapa minggu seperti eutrofikasi yang terjadi pada perairan tambak (Garno, 2001b). Fenomena tersebut menunjukkan bahwa eutrofikasi memang telah menjadi masalah perairan umum di seluruh di dunia..

      Interaksi kompleks antara nutrien, fitoplankton dan zooplankton tersebut menyebabkan badan air yang mengalami eutrofikasi pada akhirnya akan didominasi oleh sejenis fitoplankton tertentu yang pada umumnya tidak bisa dimakan oleh fauna air terutama zooplankton dan ikan; termasuk karena beracun. Sebagai contoh yang nyata dari fenomena ini adalah dominasi Mycrocistis sp di waduk-waduk Saguling, dan dominasi Pyrodinium bahamense, lexandrium spp. dan Gymnodinium spp. di perairan pantai/pesisir waktu terjadi "red-tide

      Selain merugikan dan mengancam keberlanjutan fauna akibat dominasi fito-plankton yang tidak dapat dimakan dan beracun; blooming yang menghasilkan biomasa (organik) tinggi juga merugikan fauna; karena fenomena blooming selalu diikuti dengan penurunan oksigen terlarut secara drastis akibat pe-manfaatan oksigen yang ber lebihan untuk de-komposisi biomasa (organik) yang mati. Seperti pada analisis dampak langsung tersebut diatas maka rendahnya konsentrasi oksigen terlarut apalagi jika sampai batas nol akan menyebabkan ikan dan fauna lainnya tidak bisa hidup dengan baik dan mati. Selain menekan oksigen terlarut proses dekomposisi tersebut juga menghasilkan gas beracun seperti NH3 dan H2S yang pada konsentrasi tertentu dapat membahayakan fauna air, termasuk ikan.

      Selain badan air didominasi oleh fitoplankton yang tidak ramah lingkungan seperti tersebut diatas, eutrofikasi juga merangsang pertumbuhan tanaman air lainnya, baik yang hidup di tepian (eceng gondok) maupun dalam badan air (hydrilla). Oleh karena itulah maka di rawa-rawa dan danau-danau yang telah mengalami eutrofikasi tepiannya ditumbuhi dengan subur oleh tanaman air seperti eceng gondok (Eichhornia crassipes), Hydrilla dan rumput air lainnya.


     


     

    KESIMPULAN

    1. Perairan Indonesia yang dipengaruhi oleh sistem pola angin muson memiliki pola sirkulasi massa air yang berbeda dan bervariasi antara musim, disamping itupula juga dipengaruhi oleh massa air Lautan Pasifik yang melintasi perairan Indonesia menuju Lautan Hindia melalui sistem arus lintas Indonesia.
    2. Nitrogen adalah gas yang serba guna. Unsur kimia ini bersifat tidak berwarna , tidak berbau, tidak berasa, tidak beracun, tidak terbakar,dan tidak membantu pembakaran, bersifat inert dan sedikit larut dalam air.
    3. Nitrogen organik biasadisebut amino atau albuminoid nitrogen. Senyawa ini mencakup protein, polipeptida, asam amino, urea (H2NCONH2), dan senyawa lainnya. Kadar nitrogenorganik pada perairan alami dan air tanah biasanya rendah, yakni sekitar 0,01 mg/liter.
    4. Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Beberapa proses penting pada siklus nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
    5. Nitrogen dalam air laut umumnya terlarut dalam bentuk nitrat (NO3), nitrit (NO2) dan Amonia (NH4). Bentuk-bentuk senyawa dari nitrogen tersebut diabsorbsi oleh organisme laut untuk memenuhi kebutuhan akan nitrogen sebagai salah satu komponen utama pembentukan asam amino yang menjadi cikal bakal terbentuknya protein.
    6. Fosfor merupakan bagian protoplasma yang penting, cenderung "beredar", senyawa-senyawa organik terurai dan akibatnya menghasilkan fosfat yang kembali tersedia bagi tumbuh-tumbuhan. Reservoir yang tersbesar dari fosfor adalah bukan udara, melainkan batu-batuan atau endapan-endapan lain yang telah terbentuk pada abad-abad geologis yang telah lalu. Dan semua itu berangsur-angsur  terkikis, melepaskan fosfat kedalam ekosistem-ekosistem, tetapi banyak juga yang lepas kedalam laut, dimana sebagian dari padanya di endapkan dalam sedimen-sedimen dangkal, dan sebagian lagi hilang ke sedimen-sedimen yang lebih dalam
    7. Nutrien atau hara adalah unsur atau senyawa kimia yang digunakan untuk metabolisme atau fisiologiorganisme. Nutrien biasanya dikategorikan menjadi nutrien yang menyediakan energi dan yang digunakan sebagai komponen untuk tubuh atau struktur sel. Suatu nutrien disebut esensial bagi organism jika zat tersebut tidak dapat disintesis oleh organisme dan harus dipenuhi dari sumber makanan.
    8. Zat organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang atau tumbuh tumbuhan dengan komponen utamanya adalah karbon, protein, dan lemak lipid. Zat organik ini mudah sekali mengalami pembusukan oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut.


       

1 komentar: